ABOUT SEMARANG – Osteoporosis sering disebut sebagai penyakit “diam-diam mematikan”, karena datang tanpa gejala yang jelas dan baru disadari ketika tulang sudah mengalami patah atau retak.
Meski lebih umum terjadi pada wanita usia lanjut, terutama setelah menopause, ternyata osteoporosis juga bisa menyerang pria serta usia muda.
Lantas, apa sebenarnya osteoporosis itu, apa penyebabnya, dan bagaimana cara pencegahannya? Yuk simak informasi lengkap berikut ini agar Anda bisa lebih waspada dan tetap menjaga tulang tetap kuat sepanjang usia.
Osteoporosis adalah kondisi ketika kepadatan dan kekuatan tulang menurun, sehingga tulang menjadi rapuh, keropos, dan mudah patah.
Penyakit ini berkembang secara perlahan dalam waktu bertahun-tahun, tanpa menimbulkan gejala apa pun pada awalnya.
Mengutip dari laman resmi Siloam Hospital, tulang yang terkena osteoporosis sangat rentan mengalami retak atau patah, terutama di bagian:
- Tulang belakang
- Pinggul
- Pergelangan tangan
- Lengan
- Panggul
Dalam kasus yang parah, batuk atau bersin keras pun bisa menyebabkan keretakan, terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri yang signifikan dan mengganggu aktivitas harian.
Jenis-Jenis Osteoporosis
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, osteoporosis terbagi menjadi dua jenis:
- Osteoporosis Primer
Umumnya terjadi akibat proses penuaan alami, terutama pada wanita pasca-menopause. Penurunan hormon estrogen menjadi pemicu utama yang menyebabkan tulang kehilangan massa dan kekuatannya. - Osteoporosis Sekunder
Disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain, seperti efek samping obat-obatan (kortikosteroid jangka panjang), gangguan hormon, atau pasca-operasi tertentu.
Penyebab dan Faktor Risiko Osteoporosis
Proses alami penuaan memang menyebabkan tulang mengalami perubahan. Normalnya, tulang akan terus mengalami regenerasi, mengganti jaringan lama dengan yang baru.
Namun seiring bertambahnya usia, proses ini melambat. Faktor yang bisa meningkatkan risiko osteoporosis antara lain:
Faktor yang Dapat Dimodifikasi:
- Merokok dan konsumsi alkohol berlebih
- Kurang asupan kalsium dan vitamin D
- Gaya hidup tidak aktif
- Penggunaan obat tertentu
- Gangguan makan seperti anoreksia
- Rendahnya kadar hormon (estrogen/testosteron)
Faktor yang Tidak Dapat Dimodifikasi:
- Jenis kelamin (wanita lebih rentan)
- Usia di atas 40 tahun
- Postur tubuh kecil dan kurus
- Riwayat keluarga dengan osteoporosis
- Riwayat patah tulang sebelumnya
Gejala Osteoporosis yang Perlu Diwaspadai
Pada tahap awal, osteoporosis tidak menunjukkan gejala. Namun, gejala akan mulai terasa seiring bertambah parahnya kondisi, seperti:
- Nyeri punggung bawah atau leher
- Mudah mengalami patah tulang meski karena benturan ringan
- Penurunan tinggi badan
- Postur tubuh membungkuk
- Sakit kronis di area tulang yang terkena
Jika Anda mengalami salah satu gejala di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Cara Mengobati Osteoporosis
Penanganan osteoporosis harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Beberapa metode pengobatan meliputi:
- Obat Bifosfonat
Diberikan untuk memperlambat kerusakan tulang dan menjaga kepadatan tulang. Tersedia dalam bentuk tablet atau suntikan. - Terapi Antibodi Monoklonal
Diberikan melalui injeksi 6 bulan sekali, bertujuan menjaga tulang tetap kuat dan mencegah kerusakan lebih lanjut. - Terapi Hormon
Terutama bagi wanita menopause, terapi ini membantu menyeimbangkan hormon dan memperlambat pengeroposan tulang. - Konsumsi Kalsium dan Vitamin D
Nutrisi ini sangat penting untuk menjaga tulang tetap sehat. Anda bisa mendapatkannya dari makanan seperti susu, yogurt, sereal, atau melalui suplemen sesuai anjuran dokter.
Cara Mencegah Osteoporosis Sejak Dini
Kabar baiknya, osteoporosis bisa dicegah dengan gaya hidup sehat dan perhatian pada kesehatan tulang sejak muda. Berikut tips pencegahannya:
- Konsumsi makanan tinggi kalsium dan vitamin D
Contohnya susu, keju, yogurt, ikan berlemak, dan sayuran hijau - Lakukan olahraga secara rutin
Latihan angkat beban, jalan cepat, dan yoga efektif untuk memperkuat tulang - Hentikan kebiasaan merokok dan batasi konsumsi alkohol
- Lakukan pemeriksaan kepadatan tulang (bone mineral density) secara berkala jika memiliki faktor risiko
Osteoporosis bukan penyakit yang hanya dialami oleh lansia. Anak muda pun berisiko, terutama jika gaya hidup tidak sehat dan kekurangan nutrisi penting bagi tulang.
Mengetahui penyebab, gejala, serta cara pencegahan osteoporosis sejak dini adalah langkah awal untuk menjaga kualitas hidup hingga usia lanjut.
Jangan anggap remeh nyeri tulang atau penurunan tinggi badan.
Jika Anda atau keluarga memiliki faktor risiko, konsultasikan segera ke dokter spesialis orthopedi untuk pemeriksaan menyeluruh. Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.***
News
Berita
News Flash
Blog
Technology
Sports
Sport
Football
Tips
Finance
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Kekinian
News
Berita Terkini
Olahraga
Pasang Internet Myrepublic
Jasa Import China
Jasa Import Door to Door
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.