ABOUT SEMARANG – Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati umat muslim sebagai momen bersejarah kelahiran Rasulullah. Di berbagai negara mayoritas muslim, termasuk Indonesia, peringatan ini biasanya ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Di Tanah Air, Maulid Nabi tidak hanya menjadi peringatan keagamaan, tetapi juga wadah mempererat kebersamaan serta persatuan umat.
Setiap daerah bahkan memiliki cara khas merayakannya, yang sarat dengan kearifan lokal sekaligus mencerminkan keragaman budaya nusantara.
Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender hijriah.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), pada tahun 2025 peringatan Maulid Nabi jatuh pada Jumat, 5 September 2025 / 12 Rabiul Awal 1447 H.
Bagi umat Islam, kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa penting dalam sejarah peradaban manusia. Rasulullah membawa risalah Islam yang menekankan tauhid, kasih sayang, keadilan, serta integritas moral.
Oleh karena itu, Maulid Nabi selalu diperingati sebagai wujud syukur sekaligus refleksi atas kehidupan dan ajaran beliau.
Indonesia dikenal kaya akan budaya dan tradisi. Tidak heran, peringatan Maulid Nabi di berbagai daerah turut dibalut dengan kearifan lokal yang unik. Berikut tiga tradisi yang masih lestari hingga kini:
– Tradisi Endhog-Endhogan (Banyuwangi, Jawa Timur)
Tradisi ini telah ada sejak tahun 1926. Ribuan telur itik dihias dengan bunga, ditusuk menggunakan bambu, lalu ditancapkan pada batang pisang. Telur-telur tersebut kemudian diarak sambil melantunkan shalawat.
Filosofinya, kulit telur melambangkan Islam, putih telur melambangkan iman, dan kuning telur melambangkan ihsan. Pemilihan telur itik juga bermakna: umat Islam seharusnya dekat dengan air wudhu, seperti itik yang selalu dekat dengan air.
– Tradisi Ancak Agung (Situbondo, Jawa Timur)
Warga membuat “ancak” berisi hasil bumi, kue, nasi kebuli, hingga peralatan rumah tangga. Iring-iringan ancak dibawa ke alun-alun kota, lalu isinya diperebutkan masyarakat karena diyakini membawa keberkahan.
– Tradisi Bungo Lado (Padang Pariaman, Sumatera Barat)
Dalam tradisi ini, warga membuat pohon buatan yang dihiasi uang kertas asli dari berbagai pecahan. Selain itu, masyarakat juga membawa makanan untuk disantap bersama. “Bungo Lado” menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong dalam merayakan kelahiran Nabi.
Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2025 yang jatuh pada 5 September bukan hanya momentum spiritual, tetapi juga cerminan kekayaan budaya Indonesia.
Melalui tradisi yang berbeda-beda, umat Islam meneguhkan rasa syukur sekaligus mempererat tali persaudaraan.***
Game Center
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.