Deretan Ledakan Amunisi di Indonesia: Tragedi yang Menggugah Kesadaran

ABOUT SEMARANG – Tragedi ledakan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, pada 12 Mei 2025, yang menewaskan 13 orang, termasuk empat prajurit TNI.

Peristiwa ledakan tersebut kembali menggugah kesadaran akan pentingnya penanganan amunisi kedaluwarsa dengan prosedur yang ketat dan aman.

Namun, insiden di Garut bukanlah yang pertama. Berikut adalah deretan peristiwa serupa yang pernah terjadi di Indonesia:

1. Ledakan Gudang Amunisi di Ciangsana, Bogor

Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, meledak pada Sabtu malam, 30 Maret 2024.

Ledakan terjadi di gudang nomor 6 yang menyimpan sekitar 160 ribu jenis amunisi kedaluwarsa.

Menurut Panglima Kodam Jaya, Mayjen TNI Mohammad Hasan, ledakan dipicu oleh peluru yang sudah kadaluwarsa dan dikembalikan untuk dimusnahkan.

2. Ledakan Gudang Amunisi TNI AL, Pondok Dayung

Gudang amunisi Kopaska TNI AL meledak yang diduga ledakan tersebut terjadi akibat korsleting atau reaksi bahan peledak.

Akibat ledakan tersebut puluhan bangunan rusak akibat getaran yang dirasakan sampai ke luar Pelabuhan.

Ledakan yang terjadi di Tanjung Priok, Jakarta Utara ini juga menewaskan 1 orang dan 87 lainnya luka-luka.

3. Ledakan Gudang Amunisi Marinir, Cilandak

Ledakan besar terjadi di gudang amunisi mariner yang berada di Cilandak, Jakarta Selatan. Ledakan tersebut membuat ratusan warga sekitar gudang harus dievakuasi.

Diketahui, ledakan terjadi karena bahan Kimia yang labil pada amunisi lama. Ledakan d Cilandak ini menjadi salah satu ledakan militer terbesar di sejarah militer Indonesia.

4. Ledakan Amunisi Kadaluwaarsa di Garut

Senin, 12 Mei 2025 terjadi ledakan dalam proses pemusnahan amunisi kadaluwarsa yang dilakukan oleh TNI AD di Desa Sagara, Cibalong, Garut, Jawa Barat.

Ledakan susulan terjadi saat warga mendekat ke lokasi dan diduga menjadi pemicu terjadi ledakan selanjutnya.

Akibat ledakan tersebut, 13 orang meninggal dunia 4 diantaranya anggota TNI dan 9 lainnya merupakan warga sipil.

Rangkaian insiden ini menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap standar penanganan dan penyimpanan amunisi kedaluwarsa di Indonesia.

Pengamat militer Anton Aliabbas menekankan pentingnya peningkatan prosedur keamanan dan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya amunisi yang tidak lagi digunakan.***